(Yogyakarta, 2025) Perkembangan teknologi dan globalisasi memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi global. Hal ini mengakibatkan semua elemen masyarakat memiliki peranan strategis untuk akses perdagangan global. Pengaplikasian yang tepat akan mampu menciptakan peningkatan kesejahteraan dan menggerakkan perekonomian masyarakat rural. Ekspansi usaha komunitas lokal ini perlu berjalan berdampingan dengan kelestarian lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan menjadi kunci untuk menciptakan model pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis kearifan lokal.
Masyarakat lokal, terutama yang tinggal di wilayah rural, memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi geografis, sosial, dan budaya wilayahnya. Pemahaman ini membuat mereka sangat potensial menjadi agen perubahan dalam penerapan inovasi teknologi, praktik pertanian berkelanjutan, hingga pengelolaan sumber daya alam. Laporan World Bank tentang partisipasi komunitas dalam proyek pembangunan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat lokal secara signifikan meningkatkan efektivitas proyek. Dalam studi terhadap 50 proyek di sektor perumahan, kesehatan, dan irigasi, diperoleh temuan bahwa proyek yang melibatkan partisipasi komunitas cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan proyek yang tidak melibatkan komunitas secara langsung.
Perekonomian masyarakat lokal umumnya berbasis pada sektor primer seperti pertanian, perikanan, dan kehutanan. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan pendapatan tanpa merusak lingkungan. Konsep green economy dan circular economy mulai diadopsi dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam. Program-program seperti pertanian agroekologi, pengelolaan sampah berbasis komunitas, dan ekowisata menjadi contoh nyata bagaimana keberlanjutan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Statistik Kesejahteraan Rakyat Indonesia 2023, tingkat kemiskinan di daerah pedesaan tercatat sebesar 12,22%, lebih tinggi dibandingkan wilayah perkotaan yang berada pada angka 7,29%. Selain itu, indeks kedalaman kemiskinan di desa (P2) juga menunjukkan bahwa jurang ketimpangan pendapatan masih lebar, yang menandakan perlunya strategi intervensi yang lebih kontekstual dan berkelanjutan. Hal ini dapat diatasi melalui pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada pengelolaan potensi dan sumberdaya lokal serta ekspansi pemasaran antara kawasan rural dan perkotaan.
Pemberdayaan masyarakat lokal tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi antara sektor swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), kebijakan pemerintah, dan kontribusi akademisi menjadi pondasi penting. Sebagai salah satu contoh kolaborasi Ailesh dalam program ini adalah melalui implementasi program CSR PEPELING Cisangku yang dijalankan oleh PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Kegiatan ini merupakan inisiatif pemberdayaan masyarakat berbasis pelestarian lingkungan di Desa Malasari, Bogor. Program ini mengintegrasikan berbagai kegiatan seperti budidaya domba, pembibitan tanaman endemik, pembuatan pupuk bokashi, budidaya ikan nila, dan pengembangan ekowisata edukasi. Melalui pendekatan inovasi sosial dan partisipasi aktif masyarakat, PEPELING berhasil menciptakan rantai nilai berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga yang mengarah pada terciptanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan hingga 42% serta berkontribusi signifikan dalam rehabilitasi lahan pascatambang dengan penanaman lebih dari 356.000 pohon endemik yang mampu menyerap hampir 20.000 ton CO2, sehingga mengurangi dampak gas rumah kaca hingga 87%.
Di balik berbagai inisiatif pembangunan lokal, terdapat figur-figur inspiratif atau local heroes yang menjadi motor penggerak komunitas. Mereka adalah petani inovatif, guru desa, penggerak koperasi, atau tokoh adat yang mendorong perubahan melalui pendekatan personal dan sosial. Peran mereka sangat penting karena mampu menjembatani antara kebijakan dan kebutuhan riil masyarakat. Pembangunan yang berorientasi pada keberlanjutan tidak dapat dilepaskan dari peran strategis masyarakat lokal. Merekalah yang memahami, menjaga, dan mengelola ruang hidupnya secara langsung. Dengan meningkatkan kapasitas, membuka akses terhadap inovasi, serta menciptakan sinergi lintas sektor, masyarakat lokal akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang adil dan lingkungan yang lestari.
Oleh : Dani Abyan Adam