(Yogyakarta, 2025) kebutuhan terkait dengan kebersihan dan higienitas menjadi penting untuk menunjang kesehatan. Mencuci dengan bersih merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan diri dari bakteri yang merupakan salah satu patogen penyebab penyakit. Disamping kebersihan, keberlanjutan lingkungan juga penting untuk diperhatikan. Memprioritaskan kesehatan perlu dilinierkan dengan upaya pelestarian lingkungan. Hal ini dapat direalisasikan melalui penggunaan bahan bahan ramah lingkungan, salah satunya adalah penggunaan lerak. Lerak (Sapindus rarak DC) adalah tanaman tropis dari famili Sapindaceae yang dikenal luas di Indonesia sebagai bahan pembersih alami. Buahnya mengandung saponin, senyawa aktif yang menghasilkan busa saat terkena air, menjadikannya efektif sebagai deterjen alami. Secara tradisional, lerak digunakan untuk mencuci kain batik, perhiasan, dan sebagai bahan pembersih lainnya.
Tanaman lerak tumbuh optimal pada ketinggian 450 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia, lerak banyak ditemukan di Pulau Jawa, terutama di daerah seperti Kediri, Banten, dan Madura. Penggunaan lerak sebagai sabun alami membantu mengurangi pencemaran air yang disebabkan oleh deterjen sintetis. Dikutip dari ZeroWaste.id saponin dalam lerak bersifat biodegradable, sehingga aman bagi lingkungan. Pemanfaatan lerak dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di daerah penghasil lerak. Produksi dan penjualan produk berbasis lerak, seperti sabun cair dan deterjen alami, membuka peluang usaha bagi UMKM dan industri lokal. Lerak memiliki sifat antibakteri dan antijamur, sehingga aman digunakan untuk kulit sensitif. Selain itu, lerak juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti kudis dan jerawat.
Dalam praktik sehari-hari, penggunaan lerak sebagai pembersih alami relatif sederhana. Sebagai contoh untuk mencuci pakaian, buah lerak kering cukup dimasukkan ke dalam kantong kain kecil dan ditempatkan langsung di dalam mesin cuci bersama pakaian. Air akan membantu mengaktifkan saponin alami dari lerak, menghasilkan busa ringan yang membersihkan pakaian tanpa bahan kimia keras. Umumnya, 5 hingga 6 buah lerak cukup untuk satu kali pencucian dan dapat digunakan ulang hingga dua atau tiga kali, tergantung pada suhu air dan banyaknya pakaian. Selain untuk mencuci, lerak dapat diolah menjadi sabun cair serbaguna. Sabun serbaguna tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sabun atau shampo yang cenderung tanpa efek samping. Menariknya, air rebusan lerak juga berfungsi sebagai pestisida alami. Dengan kemampuannya yang serbaguna dan ramah lingkungan, lerak tidak hanya berperan sebagai solusi alami dalam rumah tangga modern, tetapi juga membuka peluang menuju gaya hidup lebih berkelanjutan.
Berbagai manfaat yang ada mampu menimbulkan peluang ekonomi, berangkat dari hal tersebut lerak memiliki potensi ekspor yang menjanjikan. Potensi perekonomian ini berjalan selaras dengan kebutuhan global akan komoditi yang ramah lingkungan dan memiliki nilai fungsional yang baik. Dikutip dari Detik, biji lerak dari Bondowoso telah diekspor ke Uni Emirat Arab, dengan jumlah mencapai sekitar 150 ton per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa lerak dapat menjadi komoditas ekspor yang bernilai, terutama dengan meningkatnya permintaan akan produk-produk alami dan ramah lingkungan di pasar global.
Lerak merupakan sumber daya alam yang memiliki berbagai manfaat, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun kesehatan. Dengan potensi yang dimilikinya, lerak dapat menjadi alternatif sabun alami yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Upaya penggunaan bahan ramah lingkungan mampu menekan pencemaran lingkungan akibat bahan kimia yang sulit terdegradasi di alam. Penggunaan lerak secara masif mampu menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif untuk lingkungan.