.jpg)
Tahura KGPAA Mangkunegoro I, Juli 2025 – Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan konservasi tanaman langka, tim Ailesh melaksanakan eksplorasi keanekaragaman hayati di Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunegoro I dan kawasan Gunung Lawu. Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan pestisida nabati alami berbasis mikroba dengan memanfaatkan potensi dua tumbuhan lokal yang selama ini dianggap gulma, yaitu Bandotan (Ageratum conyzoides) dan Tembelekan (Lantana camara).
Kedua spesies ini dikenal luas sebagai tanaman liar yang tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia, namun memiliki kandungan fitokimia yang potensial sebagai bahan aktif pengendali hama alami. Melalui pendekatan nature-based solution, Ailesh berkomitmen mengubah persepsi terhadap gulma menjadi sumber daya penting dalam pengembangan produk ramah lingkungan.
Penggunaan pestisida kimia sintetis dalam jangka panjang telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia, serta mengganggu keseimbangan ekosistem pertanian. Untuk itu, pestisida nabati berbasis tumbuhan lokal menjadi alternatif yang semakin dilirik oleh para pelaku pertanian dan pemerhati lingkungan.
Dalam proyek ini, Bandotan dan Tembelekan dipilih karena sifat antimikroba, anti-inflamasi, dan insektisidanya yang telah dikenali dalam sejumlah riset etnobotani. Dengan tambahan teknologi mikroba, efektivitas kedua tanaman ini sebagai bahan pengendali hama semakin ditingkatkan. Pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat diproduksi secara lokal dan murah.
Eksplorasi dilakukan dengan metode ilmiah yang mencakup identifikasi spesies flora, pendataan sebaran, kepadatan populasi, serta karakteristik morfologi. Fokus utama diberikan pada pengumpulan data mengenai Ageratum conyzoides dan Lantana camara sebagai kandidat utama bahan baku pestisida nabati alami.
Pendekatan ini juga melibatkan masyarakat lokal, khususnya yang memiliki pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan tanaman obat dan pengendali hama alami. Kolaborasi ini menjadi landasan dalam menciptakan inovasi berbasis kearifan lokal yang kontekstual dan mudah diterapkan di lapangan.
Inisiatif ini diperkuat oleh kolaborasi antara Ailesh dan PT Pertamina Patra Niaga DPPU Adi Sumarmo, yang bersama-sama akan melaksanakan pilot project produksi pestisida nabati bagi Kelompok Tani Hutan (KTH) dan komunitas lokal. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi ekologis terhadap perlindungan tanaman anggrek dan pertanian, tetapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi sumber daya hayati lokal.
Tanaman anggrek, yang dikenal sebagai ikon keindahan hayati Indonesia, menghadapi ancaman dari degradasi habitat, perubahan iklim, dan serangan hama. Proyek ini menjadi bagian dari langkah konservasi tanaman anggrek yang terintegrasi, melalui perlindungan berbasis botanical biopesticide yang aman bagi ekosistem.
Dengan mengembangkan teknologi berbasis mikroba dari sumber daya lokal, proyek ini menggabungkan inovasi ilmiah, pendekatan sosial, dan pelestarian lingkungan dalam satu kesatuan yang berkelanjutan.
Hasil eksplorasi dan pengembangan ini akan dipublikasikan dalam jurnal ENSIA (Environmental and Sustainability Innovation Approach), sebagai bentuk kontribusi terhadap peningkatan literatur ilmiah mengenai keanekaragaman hayati dan inovasi lingkungan di Indonesia. Dokumentasi ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan teknologi berbasis keanekaragaman hayati.
Jika Anda memiliki potensi keanekaragaman hayati di wilayah Anda yang ingin dikembangkan menjadi produk inovatif dan berkelanjutan, Ailesh membuka ruang kolaborasi untuk menciptakan dampak nyata di bidang konservasi, pertanian ramah lingkungan, dan pemberdayaan komunitas.
Mari wujudkan solusi dari alam, untuk keberlanjutan masa depan.
Hubungi tim Ailesh untuk konsultasi dan pengembangan program Anda.
Antasena 2, Gg. Antasena II, RT.03/RW.18, Tegal Weru, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
